COMMUNITY EMPOWERMENT ON SUSTAINABLE RABBIT FARMING BASED ON ZERO WASTE TO INCREASE INCOME IN DESA ALUE BULOH , KECAMATAN BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR
Main Article Content
The aim of this activity is to increase partners' income and skills. The activity began with an opening ceremony, delivery of materials, technical training on housing for rabbit cultivation, training on rabbit cultivation seeds, assistance in technical rabbit marketing strategies, monitoring and evaluation of activities, and details of solutions offered by the PKM proposing team systematically with priority partner problems. The program package provided is in the form of 50 baby rabbits or 10 boxes of 5 rabbits in a cage measuring 7 x 17 m or 120 m2 , with a cage density of 5 animals/m2 , feed equipment and beverage equipment as well as automatic heating as well as vaccines and medicines. The results of a survey conducted by the service team show that the problems faced by farmer partners are: 1.) Lack of partner understanding about rabbit farming which can increase partner income and skills. 2.) Expenditures on animal feed which are quite expensive so that alternative animal feed is needed are vegetables around people's homes.
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat. Pakan Kelinci [Internet]. 2021 [diakses 10 April 2023]. Tersedia dari http://dkpp.jabarprov.go.id/post/691/pakan-Sapi.
El-Raffa, A. M. (2004). Rabbit production in hot climates. Poultry Production Department, Faculty of Agriculture, Alexandria University
Emilia W. Efek Penggantian Bekatul Dengan Tepung KSapibang (Salvinia Molesta) Dalam Pakan Terhadap Kecernaan Protein Dan Energi Metabolis Kelinci. Universitas Brawijaya; 2017.
Hartadi. 1986. Komposisi Bahan Pakan untuk Indonesia. Edisi ke-2. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Jenis dan Manfaat Antioksidan [Internet]. 2022 [diakses 10 April 2023]. Tersedia dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/650/jenis-dan-manfaat-antioksidan
Mardiana T, Warsiki AYN, Heriningsih S. Menciptakan Peluang Usaha Ecoprint Berbasis Potensi Desa Dengan Metode RRA dan PRA. Prosiding Konferensi Pendidikan Nasional “Strategi dan Implementasi Pendidikan Karakter pada Era Revolusi Industri 4.0” ISSN: 2654-8607; 2020
Mukodiningsih, S. (2014). Pengendalian mutu pakan. UPT UNDIP Press
Oktapia E, Suci DM, Hermana W. Pemberian Tumbuhan KSapibang (Salvinia molesta) pada Pakan Sapi dengan Sistem Pemeliharaan Intensif dan Ekstensif di Peternakan Rakyat. Institut Pertanian Bogor; 2016.
Lutfiana Y, Suyadi SAI, Prafitri R., & Pt, S. Potensi Pengembangan Peternakan Kelinci Di Kabupaten Jombang. Universitas Brawijaya; 2021.
Pratama FH, & Kusmartono B. Pembuatan Pupuk Cair Organic dari Kiambang (Salvinia molesta)(Variabel Penambahan EM4 dan Lama Waktu Fermentasi). Jurnal Inovasi Proses. September 2019; 4(2): 49-55.
Ratya N, Atmomarsono U, Suprijatna E. Penggunaan KSapibang (Salvinia Molesta) yang Difermentasi dengan Aspergillus Niger dalam Ransum terhadap Kualitas Fisik Telur Sapi Lokal (Using of kSapibang (Salvinia molesta) fermented with Aspergillus niger in the Diet on Physical Quality of Local Duck E. Animal Agriculture Journal. April 2015; 4 (1): 98- 103.
Setiawati T, Atmomarsono U, Dwiloka B. Kadar Lemak dan Profil Asam Lemak Jenuh, Asam Lemak Tak Jenuh Daging Kelinci dengan Pemberian Pakan mengandung Tepung Daun KSapibang (Salvinia molesta). Jurnal Teknologi Hasil Pertanian. 31 Agustus 2016; 9 (2): 1-8.
Siswanto IS, Susanti S, Setiadi A, Mulyono AD. Formula Pengkaya Pakan Kelinci Yang Mengandung Gulma Air KSapibang (Salvinia Molesta) Fermentasi (FSM) Untuk Meningkatkan Kandungan Antioksidan Dan Menurunkan Kadar Kolesterol. Universitas Diponegoro; 2016
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Mengenal Salvinia molesta si penyerbu Ranupani. [Internet]. 2017 [diakses 10 April 2023]. Tersedia dari http://bromotenggersemeru.org/article/mengenal-salvinia-molesta.
Utama, et al (2013). Profil mikrobiologis pollard yang difermentasi dengan ekstrak limbah pasar sayur padalama peram yang berbeda. Agripet. 3 (2): 26-30