THE ROLE OF THE ADAT MANTIR AS A VILLAGE JUDGE OF THE PEACE IN RESOLVING CRIMINAL CASES IN SUKAMARA DISTRICT, CENTRAL KALIMANTAN PROVINCE
Main Article Content
Abdul Khair
Surya Sukti
Munib
Rabiatul Adawiyah
This research is grounded in the unique role of the mantir adat in a regency of Indonesia, who is not only authorized to resolve civil disputes but is also involved in the resolution of criminal cases. Therefore, the focus of this research is to explore why the mantir adat are involved in resolving their community's issues, even to the extent of handling criminal cases. It is qualitative descriptive research using observation, interviews, and documentation techniques. The research results concluded: First, In Sukamara Regency, the mantir adat (customary leaders) are involved in resolving community issues, even including criminal cases. This is because the people tend to prefer settling criminal matters through the mantir adat rather than in formal courts. The advantages of resolving cases through the customary mantir are (a) restorative justice, (b) lower costs; (c) fast and effective process, (d) the decisions made by the mantir adat are more accepted by the community, since the mantir adat, as village peace judge, has close relationships with the people and understands the social dynamics within the community. Second, the process of resolving criminal cases through the mantir adat, who functions as village judge, closely resembles the procedural stages of formal judicial institutions. Consequently, the decisions rendered by the mantir adat are regarded as equivalent in legitimacy to those issued by formal courts.
Darman, I Komang. “Peranan Kepala Adat Dalam Penyelesaian Sengketa Tanah Melalui Mediasi Pada Masyarakat Di Kabupaten Kotawaringin Timur.” Satya Dharma: Jurnal Ilmu Hukum 3, no. 2 (2020).
Dlaifurrahman, Muhamamd. “Hukum Hadat Dayak Ngaju : Tahiu Janji Pangawin Di Kalimantan Tengah” 17, no. 1 (2023): 414–32.
Fadliannor. “Tradisi Bapalas Dalam Penyelesaian Sengketa Antar Warga Pada Masyarakat Muara Teweh,Padliannor, Skripsis IAIN, Palangka Raya Tahun 2021 M / 1442 H,” 2021.
Fakhriah, Efa Laela. “Eksistensi Hakim Perdamaian Desa Dalam Penyelesaian Sengketa Di Pengadilan Negeri.” Sosiohumaniora 18, no. 2 (2016): 85. https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v18i2.9942.
Franata, F. Yofa. “Kepemimpinan Kepala Adat Dalam Pembangunan Di Kampung Pepas Eheng Kabupaten Kutai Barat” 5, no. 4 (2017): 591–600.
Hangge, Dewy, Ishak Alfred Tungga, and A. Resopijani. “Wewenang Kepala Desa Sebagai Hakim Pendamai Dalam Menyelesaikan Sengketa Tanah Warisan Di Desa Kuimasi, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang.” Jurnal Indonesia Sosial Teknologi 4, no. 5 (2023): 615–24. https://doi.org/10.59141/jist.v4i5.624.
Hariyani, Sri. “Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian Di Pengadilan Agama Pasuruan.” Negara Dan Keadilan 9, no. 1 (2020): 62. https://doi.org/10.33474/hukum.v9i1.7492.
Ilyas, Musyfikah. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Musyawarah Dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah.” Jurnal Al-Qadau: Peradilan Dan Hukum Keluarga Islam 5, no. 2 (2018): 227. https://doi.org/10.24252/al-qadau.v5i2.7104.
Irawan, Dedy. “Kepemimpinan Kepala Adat Dalam Mempertahankan Gotong Royong Masyarakat Adat Dayak Wehea Di Desa Nehes Liah Bing Kecamatan Muara Wahau.” EJournal Pemerintahan Integratif 5, no. 4 (2017): 591–600. http://ejournal.pin.or.id/site/wp-content/uploads/2017/11/pin_dedi (11-14-17-09-52-17).
Istiawati, Novia Fitri. “Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal Adat Ammatoa Dalam Menumbuhkan Karakter Konservasi.” CENDEKIA: Journal of Education and Teaching 10, no. 1 (2016): 1. https://doi.org/10.30957/cendekia.v10i1.78.
Kayun, Sri, and Gelar Peni. “Sanksi Adat (Singer) Terhadap Kasus Perceraian Pada Masyarakat Adat Dayak Di Desa Sigi Kalimantan Tengah.” Belom Bahadat 11, no. 1 SE-Articles (2021): hlm. 112-113. https://ejournal.iahntp.ac.id/index.php/belom-bahadat/article/view/641.
Khaira, Ummul, and Azhari Yahya. “Pelaksanaan Upaya Perdamaian Dalam Perkara Perceraian (Suatu Kajian Terhadap Putusan Verstek Pada Mahkamah Syar’iyah Bireuen).” Jurnal Penelitian Hukum De Jure 18, no. 3 (2018): 319. https://doi.org/10.30641/dejure.2018.v18.319-334.
Marheni, Ni Ketut Ayu, Derson Suyasa, I Made. “Penyelesaian Sidang Adat Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga Pada Masyarakat Hindu Kaharingan (Perspektif Hukum Hindu).” Satya Dharma 16, no. 1 (2022): 1–23.
Nainggolan, Samuel Dharma Putra. “Kedudukan Kepala Desa Sebagai Hakim Perdamaian.” University Of Bengkulu Law Journal 3, no. 1 (2019): 54–67. https://doi.org/10.33369/ubelaj.v3i1.4798.
Pratiwi, Putri Fransiska Purnama, Suprayitno Suprayitno, and Triyani Triyani. “Upaya Hukum Untuk Menjerat Tindakan Pelakor Dalam Perspektif Hukum Adat Dayak Ngaju.” Jurnal Cakrawala Hukum 10, no. 2 (2019). https://doi.org/10.26905/idjch.v10i2.3469.
Raharjo, Agus. “Mediasi Sebagai Basis Dalam Penyelesaian Perkara Pidana.” Mimbar Hukum - Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada 20, no. 1 (2008). https://doi.org/10.22146/jmh.16316.
Raharjo, Trisno. “Mediasi Pidana Dalam Ketentuan Hukum Pidana Adat.” Jurnal Hukum Ius Quia Iustum 17, no. 3 (2010): 492–519. https://doi.org/10.20885/iustum.vol17.iss3.art8.
Renjaan, Melissa Justine, Hartuti Purnaweni, and Didi Dwi Anggoro. “Studi Kearifan Lokal Sasi Kelapa Pada Masyarakat Adat Di Desa Ngilngof Kabupaten Maluku Tenggara.” Jurnal Ilmu Lingkungan 12, no. 2 (2013): 23. https://doi.org/10.14710/jil.11.1.23-29.
Resopijani, A., Reny R. Masu, Daud Y. Dollu, and Alexander S. Pally. “Sosialisasi Tentang Wewenang Kepala Desa Sebagai Hakim Perdamaian Desa Dalam Penyelesaian Sengketa Tanah Di Desa Kuimasi Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang.” Jurnal Abdi Insani 10, no. 3 (2023): 1506–13. https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v10i3.1058.
Silap, Aiko Kezia, Donna Okthalia Setiabudhi, Harly Stanly Muaja. “Kewenangan Penyelesaian Sengketa Tanah Di Desa Oleh Kepala Desa( Studi Kasus Di Desa Kiawa Kabupaten Minahasa ).” Jurnal Fakultas HukumUNSRATLex AdministratumVol. 12 No. 2 Apr 2024 12, no. 5 (2024): 1–23.
Usat, Martinus. “Fungsi Kepemimpinan Kepala Adat Dalam Pembangunan Desa Kelubir Kecamatan Tanjung Palas Utara Kabupaten Bulungan.” EJournal Administrasi Negara 1, no. 4 (2013): 1232–44.
Usman, Usman, Andi Najemi, Maryati M, and Musyayidah M. “Penyelesaian Kekerasan Dalam Rumah Tangga Secara Adat Perspektif Retorative Justice.” Jurnal Sains Sosio Humaniora 6, no. 2 (2022): 1–14. https://doi.org/10.22437/jssh.v6i2.20968.
Yetwiranilampe. “Pengangkatan Damang Kepala Adat Di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangkaraya.” Journal Ilmu Sosial, Politik Dan Pemerintahan 2, no. 1 (2021): 1–11. https://doi.org/10.37304/jispar.v2i1.355.
Yuliartini, Ni Putu Rai, and Kadek Desy Pramita. “Pengakuan Dan Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Tradisional Masyarakat Hukum Adat Dayak Ma’Anyan Di Kecamatan Awang Kabupate Barito Timur Mutia.” Jurnal Komunikasi Hukum,Volume 7 Nomor 1 Februari 2021 8, no. 1 (2022): 469–80. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh/issue/view/863.








