CHALLENGES OF REGIONAL GOVERNMENT IN IMPLEMENTING REGIONAL AUTONOMY IN INDONESIA
Main Article Content
Verdico Arief
Andjani Trimawarni
Muhammad Rachimoellah
Since the 1998 reforms, 12 new provinces have been established in Indonesia. Currently, in 2025 Indonesia has 38 provinces. The establishment of these new autonomous regions aims to accelerate development, ensure equitable distribution, and improve public welfare. However, many new autonomous regions have failed to achieve these goals, and their presence has become a burden on the central government because they are deemed incapable of developing independently. This study attempts to examine the factors that hinder the independent development of new autonomous regions. This study used a systematic literature review technique. The results revealed that the majority of problems experienced were due to limited resources. This issue was still found even though these new autonomous regions had previously conducted academic studies to assess their feasibility. Consequently, the central government of the Republic of Indonesia had to provide subsidies to support the operational activities of these autonomous regions.
Ainistikmalia, N., Kharisma, B., & Budiono, B. (2022). Analisis Kemiskinan Multidimensi dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 22(1).
Alviansyah, V. J., & Nurhayati, S. F. (2024). Analisis sektor unggulan dan perubahan struktur ekonomi pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai Provinsi hasil pemekaran. Jurnal Penelitian Ekonomi dan Studi Kebijakan, 4(1), 55-67.
Azhari, A. K., & Negoro, A. H. S. (2019). Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Malang: Intrans Publishing.
Bainus, A., & Sudiar, S. (2016). Dimensi Moral dalam Proses Pembangunan Daerah: Sebuah Analisi Pembangunan Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Kalimantan Utara. Jurnal Adminitrasi Pembaruan, 216-228.
Cahyani, N. L. V. A, Shahirah, N. S., Raja, I. S. L., & Pangestoeti, W. (2025). Tantangan dan Peluang dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Daerah: Studi di Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Manajemen, 3(7), 10-17.
Candrawati, C., & Nugroho, A. A. (2024). Analisis Potensi dan Ketimpangan Pembangunan Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Good Governance, 20(2), 144-157.
Creswell, J. W. (2019). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif,
Kuantitatif, dan Campuran, Edisi ke Empat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cornelis, V. I. (2016). Hukum Pemerintahan Daerah: Pengaturan dan Pembenrukan Daerah
Otonomi Baru di Wilayah Perbatasan dan Pedalaman dalam Perspektif Kedaulatan Bangsa. Surabaya: Aswaja Pressindo.
Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia. (2025). Usulan DOB Terus Bertambah Pemerintah
Tegaskan Masih Moratorium Pemekaran https://wantimpres.go.id/id/newsflows/usulan-dob-terus-bertambah-pemerintah-tegaskan-masih-moratorium-pemekaran/ Diakses 3 Oktober 2025
Djohan, D. (2022). Memakmurkan Otonomi Kumpulan Pemikiran Djohermansyah Djohan. Jakarta:
Kompas Gramedia Nusantara.
Ermalina, E., Efriadi, A. R., & Masduki, U. (2015). Tingkat Ketimpangan dan Desentralisasi Fiskal Provinsi Banten. Jurnal Ilmiah Gema Ekonomi, 5(2), 717-736.
Ginting, A. M. (2013). Kendala Pembangunan Provinsi Daerah Kepulauan: Studi Kasus Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Politica, 4(1), 49-75.
Gusfield, J. (1976). The literary rhetoric of science: Comedy and pathos in drinking-driver research. American Sociological Review, 41, 16–33.
Hanafi, A., Setiawan, B., & Samongilailai, J. (2025). Analisis Potensi dan Dampak Desentralisasi Khusus Kepulauan Riau. Kybernology Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Adminitrasi Publik, 3(1), 430-439.
Hatta, D., Risna, R., & Assegaf, S. U. (2022). Analisis Fiskal Indikator Kesejahteraan Sosial di Provinsi Kalimantan Utara. Jurnal Ekonomi Indonesia, 211-234.
Irkham, M. (2019). Analisis Ketimpangan Wilayah. Jurnal: Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Mulawarman, 16(1), 98-110.
Karnavian, T. (2025). Tito Karnavian Belum Ada Rencana Pemerintah Cabut Moratorium (DOB).
https://www.tempo.co/politik/tito-karnavian-belum-ada-rencana-pemerintah-cabut-moratorium-dob-1284685 Diakses 30 Agustus 2025
Knorr-Cetina, K. D. (1981). The Manufacture of Knowledge An Essay on The Constructivist and
Contextual Nature of Science. Oxford: Pergamon Press.
Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah. (2025). Hati-hati Bentuk Daerah Otonom Baru.
https://www.kppod.org/berita/view?id=1372 Diakses 3 Oktober 2025
McLaren, H., Star, C., & Widianingsih, I. (2019). Indonesian Women in Public Service Leadership: A
Rapid Review. Social Sciences, 8(11), 308-1-308-16.
Megawandi, Y. (2020). Pembangunan Pariwisata di Provinsi Kepualaun Bangka Belitung dalam Pendekatan Whole of Government. Jurnal Widyaiswara Indonesia, 1(2), 108-119.
Naharuddin, N. (2022). Evaluasi Perencanaan Pembangunan Wilayah Kepulauan Riau Tahun 2019. Kemudi: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6(2), 175-190.
Nasution, F. A. (2009). Pemerintahan Daerah dan Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah.
Jakarta: Sofmedia.
Nasution, H. S. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pertembuhan Produk Domestik Regional Bruto Era Desentralisasi Fiskal di Provinsi Banten Periode 2001:1-200;4. Jurnal Media Ekonomi, 18(2), 29-48.
Oktavia, Y., Putri, N., Ranita, R., & Apriliana, A. (2023). Revitalisasi Kewenangan Pengelolaan Pertambangan Oleh Pemerintah Daerah dalam Mengoptimalisasi Pelaksanaan Otonomi Daerah di Bangka Belitung. Jurnal Penelitian Serambi Hukum, 16(2), 114-124.
Putera, M. F. P. (2019). Kemandirian dan Efektivitas dalam Melaksanakan Otonomi Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Kalimantan Selatan . JIEP: Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, 2(1), 46-62.
Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244.
Republik Indonesia. (1999). Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 22.
Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125.
Rohmah, N. S. (2018). Elit dan Pemekaran Daerah Konflik Antar Elit dalam Prsoses Pembentukan Provinsi Banten. Cosmogov: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 4(1), 90-105.
Sari, S. D., Farsi, J., Basir, B., & Delianti, N. (2022). Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Menggunakan Konsep Desentralisasi Melalui Otonomi Daerah di Kepulauan Bangka Belitung. BULLET: Jurnal Multidisiplin, 1(3), 162-166.
Sari, Y., Narsun, A., & Putri, A. K. (2020). Analisis Pengaruh Indeks Pembangun Manusia dan Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Kepualauan Bangka Belitung Tahun 2010-2017. Ekuitas: Jurnal Ekonomi, 8(1), 1-13.
Smith, D. E. (1978). K is Mentally Ill The Autonomy of a Factual Account. Sociology, 12(1), 23-53.
Suci, S. C., & Asmara, A. (2014). Pengaruh Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten.Kota Provinsi Banten. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, 3(18), 8-22.
Sudiar, S. (2015). Pembangunan Wilayah Perbatasan Negara: Gambaran Tentang Strategi Pengelolaan Kawasan Perbatasan Darat di Provinsi Kalimantan Utara. Jurnal Administrative Reform, 3(4), 489-500.
Tenrini, H. R. (2013). Pemekaran DaerahKebutuhan Atau Euforia Demokrasi? Menyibak Kegagalan Pemekaran. Jurnal,Kajian Pusat Kebijakan APBN (KPAPBN), 1(1) 1-8
Wolff, S. (2017). Analisis Dokumen dan Rekaman. In Buku Induk Penelitian Kualitatif: Paradigma Teori
Metode Prosedur dan Praktik. Edited by Flick, U., Kardoff, E. V., & Steinke I. Translated by Fawaid, A. Yogyakarta: Cantrik Pustaka. pp.677-690.
Woolgar, S. (1980). Discovery Logic and Sequence in a Scientific Text. In The Social Process of Scientific
Investigation Sociology of The Science Yearbook Volume IV. Edited by Knorr, W. R., Krohn, R., & Whitely, R. P. Netherlands: Springer. pp.239-268








