LEGALITY OF SALE AND PURCHASE OF INHERITANCE OBJECTS EXCEEDING THE LEGITIME PORTIE AND WAIVER OF ABSOLUTE RIGHTS IN THE MATARAM DISTRICT COURT DECISION
Main Article Content
Wafiy Ahmad Ardhika
Wardani Rizkianti
This article analyzes the legality of the sale and purchase of objects inheritance that exceeds the legitimacy of portie and the waiver of absolute rights in Mataram District Court Decision Number 109/Pdt.G/2009/PN.Mtr. This research uses a normative juridical method with a statute approach and a case approach. Normatively, the sale and purchase transaction of inherited objects that violates the legitimate share (absolute share) of straight-line heirs is invalid and can be cancelled, because it is contrary to Article 913 of the Civil Code which protects the absolute rights of heirs, as well as the principle of joint ownership of inherited goods as regulated in Article 833 of the Civil Code. The act of selling without the consent of all heirs also has the potential to be null and void according to Article 1471 of the Civil Code. Nevertheless, the Mataram District Court Decision rejected the lawsuit for cancellation of the gift because the panel of judges considered the gift valid as a legal act while the testator was still alive and had not yet become an inheritance. This approach shows that the court places more emphasis on the legal formalities of gifts than on the protection of legitimate portfolios. The rejection of this lawsuit was deemed inconsistent with substantive justice, but did not eliminate the heirs' substantive rights as legitimate heirs. The plaintiff's defeat was due to the inaccuracy of the legal basis of the lawsuit, in which the plaintiff should have pursued the incorting (reduction of the gift) mechanism specified in Article 916 of the Civil Code, rather than a lawsuit for annulment.
Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
Mahkamah Agung Republik Indonesia. (1984). Putusan Nomor 3269 K/Pdt/1984.
Mahkamah Agung Republik Indonesia. (2009). Putusan Pengadilan Negeri Mataram Nomor 109/Pdt.G/2009/PN.Mtr.
Book
Atkinson, J. K. (2019). Wills and succession law in common law systems. Oxford: Oxford University Press.
Fajar, M., & Achmad, Y. (2010). Dualisme penelitian hukum normatif dan empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hartono Soerjopratiknjo. (1984). Hukum waris testamenter. Yogyakarta: Seksi Notariat Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
Miru, A., & Pati, S. (2020). Hukum perjanjian. Jakarta: Sinar Grafika.
Pitlo, A. (1979). Hukum waris. Jakarta: Intermasa.
Prawirohamidjojo, R. S. (1997). Hukum waris kodifikasi. Surabaya: Airlangga University Press.
Prodjodikoro, W. (1983). Hukum warisan di Indonesia. Bandung: Sumur Bandung.
Saleh. (1983). Hukum waris menurut KUHPerdata. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Subekti. (1987). Pokok-pokok hukum perdata. Jakarta: Intermasa.
Sumardjono, M. S. W. (2009). Tanah dalam perspektif hak ekonomi, sosial, dan budaya. Jakarta: Kompas.
Surani Ahlan Sjarif. (1982). Intisari hukum waris Burgerlijk Wetboek. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Karya Ilmiah
Adelia, A., & Wahyuni, R. (2024). Keabsahan perjanjian jual beli tanah dari objek tanah warisan yang belum dibagi berdasarkan KUHPerdata. Jurnal Interpretasi Hukum, 5(1), 691–692.
Annajwa, L. (2025). INKORTING TERHADAP HARTA WARISAN DALAM PENGUASAAN AHLI WARIS: STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NOMOR 210/PDT. G/2025/PN/KPG/JO PUTUSAN PENGADILAN TINGGI NO. 122/PDT/2016/PT. KPG JO PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1354/PK/PDT/2024. Lex Patrimonium, 4(1), 6.
Djojorahardjo, R. H. (2019). Mewujudkan Aspek Keadilan Dalam Putusan Hakim Di Peradilan Perdata. Jurnal Media Hukum dan Peradilan, 88-100.
Elittrosint, V. (2020). Pendaftaran peralihan hak atas tanah berdasarkan akta pengikatan perjanjian jual beli di Kota Padang. ALHURRIYAH: Jurnal Hukum Islam, 5(1).
Fathurrozy, F. (2018). Keabsahan akta hibah waris yang melebihi legitime portie ditinjau dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jurnal Hukum dan Kenotariatan, 2(1), 56–57.
Haris, J. (2020). Aspek hukum pidana terhadap pemalsuan akta jual beli tanah dan bangunan (Studi Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor 958 K/Pid/2016). Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah, 1(1).
Ibrahim, M. M. (2022). Akibat hukum jual beli tanah warisan tanpa sepengetahuan salah satu ahli waris (Disertasi doktoral, Universitas Islam Kalimantan MAB).
Notaria, I. (2020). Akibat Hukum pembatalan Akta Hibah Yang Objeknya Harta Warisan Yang Belum Dibagi Kepada Ahli Waris Dan Melebihi Legitieme Portie Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2954 K/PDT/2017. Indonesian Notary, 2(3), 17.
Patma, P., Suwarti, S., & Rumkel, N. (2021). Kedudukan hukum perjanjian jual beli yang dilakukan oleh ahli waris terhadap harta warisan yang belum dibagi. Hermeneutika: Jurnal Ilmu Hukum, 5(2), 355–356.
Pramono, D. (2016). Gugatan pemotongan (inkorting) dalam pembagian warisan menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Forum Ilmiah, 13(3), 3.
Rizkianti, R. B. W. (2021). Status hukum kepemilikan hak atas tanah berdasarkan surat keterangan jual beli tanah. Jurnal Hukum, 8(5), 1315.
Rudito, S. (2015). Penerapan legitime portie (bagian mutlak) dalam pembagian warisan menurut KUHPerdata (Disertasi doktoral, Universitas Tadulako).
Sahid, K. A. S., Junus, N., & Elfikri, N. F. (2025). Penyelesaian sengketa hibah wasiat kepada anak angkat tanpa persetujuan ahli waris di Indonesia. SINERGI: Jurnal Riset Ilmiah, 2(2), 721.
Tampil, K. F. (2024). SENGKETA TANAH WARISAN MENURUT HUKUM PERDATA (STUDI KASUS DI KOTA MANADO). LEX ADMINISTRATUM, 12(4).
Utami, D. S. (2016). Akibat hukum pemberian hibah yang melebihi batas legitime portie (Analisis Kasus Putusan Pengadilan Negeri Nomor 109/Pdt.G/2009/PN.Mtr mengenai hibah). Jurnal IUS: Kajian Hukum dan Keadilan, 4(2), 99–100.
Wibowo, A. S., & Humaira, L. (2023). Perbandingan kedudukan surat wasiat dalam hukum kewarisan KUHPerdata Indonesia dan hukum kewarisan Singapura. Lex Patrimonium, 2(2), 2.
Sumber Lainnya
Hukum Pedia. (2010, Juni 22). Akibat hukum pemberian hibah. Diakses dari http://hukumpedia.com/index.php?title=Akibat_hukum
Putriyantini, I. M. D. O. (2011). Penyelesaian sengketa hak atas tanah karena perbuatan hukum jual beli. Mataram.
Wahyuni, W. (2023, Mei 1). Tiga jenis metodologi untuk penelitian skripsi jurusan hukum. Hukumonline.com. https://www.hukumonline.com/berita/a/tiga-jenis-metodologi-untuk-penelitian-skripsi-jurusan-hukum-lt6458efc23524f/
