LEGAL ACCOUNTABILITY OF THE OFFICIAL MAKING LAND DEEDS IN UNAUTHORIZED LAND RIGHTS TRANSFERS: A CASE STUDY OF SHM 24451
Main Article Content
Fanny Fernian Yahya Artikasari
Isharyanto
Rahayu Subekti
This study aims to examine the legal accountability of the Land Deed Official (PPAT) in unauthorized land rights transfers in the case study of SHM 24451. In their function as a public authority, the PPAT, creates authentic deeds, particularly deeds of land rights transfer, which serve as evidence proving that a legal act of rights transfer has occurred lawfully and provides legal certainty. This research is normative juridical legal research using doctrinal, conceptual, and case approaches. A descriptive method is used to analyze data based on the theory of authentic deeds and the theory of official accountability. The problem arises when, during the deed-making process, there is suspicion of non-compliance with formal and material requirements, thus making the PPAT, as a public official, accountable for the legal acts performed. The results indicate that rights transfers that do not meet formal and material requirements can be subject to administrative, civil, and criminal liabilities. This causes legal violations and harms the community. These findings emphasize the importance of compliance with professional ethics, legal principles during the execution of tasks, authority as a PPAT, as well as maintaining the integrity of the profession, institution, and public trust.
Buku
Abdulkadir Muhammad, (2010) “Hukum Perusahaan Indonesia,” Citra Aditya Bakti,: 336
Peter Mahmud Marzuki, (2011). Penelitian Hukum, Jakarta:Kencana Prenada Media Group. Hal.35
Perundang-undangan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016
Jurnal
Indah Sari, (2020) “Hak-Hak Atas Tanah Dalam Sistem Hukum Pertanahan Di Indonesia Menurut Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA),” Jurnal Mitra Manajemen 9, no. 1: 15–33, (https://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jmm/article/view/492)
Indah Maya sari, M.Sudirman, Yurisa Martanti. 2022 “Akibat hukum terhadap akta jual beli tanah yang dibatalkan berdasarkan putusan hakim karena tidak terpenuhinya syarat materil”, Jurnal Multidisiplin Indonesia, Vol.1, No.4.
Iwan Candra, Agus Salim, Belly Isnaeni. 2024. Tanggungjawab PPAT terhadap Pendaftaran Peralihan Hak Atas Tanah yang menjadi obyek engketa ditinjau dari PP Nomor 24 Tahun 2016. J-Ceki : Jurnal Cendekia Ilmiah. Vol.3, No.5)
Istanti, akhmad khisni. 2017 “Akibat hukum dari akta jual beli tanah dihadapan PPAT yang dibuat tidak sesuai dengan prosedur pembuatan akta PPAT”, Jurnal Akta. Vol.4, No.2,
I Gusti Bagus Yoga Prawira, (2016) “Tanggung Jawab PPAT terhadap Akta Jual Beli Tanah,” Kajian Hukum dan Keadilan IUS 4, no. 1: 73.
I Gusti Ketut Ariawan, (2013) “Metode Penelitian Hukum Normatif,” Jurnal Kerta Widya: Jurnal Fakultas Hukum Unipas, Vol 1. No.1
Kholidah, Putra Halomoan Hasibuan,Muhammad Reza Alamsyah Ade Fitri Ramadani Amil Keramat. (2023) “Notaris dan PPAT di Indonesia aplikasi teori dan praktik dalam pembuatan akta,” Semesta Aksara :16
Lidya Christina Wardhani, (2017) “Tanggung Jawab Notaris/PPAT terhadap Akta yang Dibatalkan oleh Pengadilan,” Lex Renaissance 2, no. 1: 49–63.40
Mathovani, Reda, Istiqomah. (2017) “Pendaftaran tanah Indonesia”. Jurnal Vol. 2. No.2.
Mulyana Dedy, Rika Kurniasari Abdughani, 2021 “Tanggungjawab Notaris/PPAT terhadap akta jual beli tanah yang batal demi hukum’, Juris and Society: Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora, Vol.1 No.1,
R. S. Wahid, (2017) “Prosedur Pelaksanaan Balik Nama Sertifikat Hak Milik Atas Tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Bulukumba,” Jurnal Pemikiran, Penelitian Hukum, dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) 4, no. 2 : 139–159.
Setiarini, yustisia simarmata. (2021). “Kedudukan hukum pihak yang menguasai obyek hak atas tanah terkait proses peralihan hak yang belum sempurna”. Indonesia Notary, Vol 3 Article 8.
Tara Ulina, Amad Sudiro, (2022) “Tanggungjawab pejabat pembuat akta tanah yang melakukan peralihan hak atas tanah sepihak”. Jurnal ilmiah Indonesia, Vol.7 No.09.
Vanesia Ciayadi Kwang dan Fully Handayani Ridwan, (2024) “Pertanggungjawaban Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah atas Peralihan Hak atas Tanah Tanpa Itikad Baik (Analisis Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor 953/PDT.G/2022/PN JKT.BRT),” Indonesian Notary 5, no. 2: Article 7.
Wardhani, Lidya Christina. (2017). “Tanggung Jawab Notaris/PPAT tehadap Akta Yang Dibatalkan Oleh Pengadilan”. Jurnal Lex Renaissance. No. 1 Vol 2.



























